Jumat, 06 Februari 2009

Pengelolaan Aset Daerah Kabupaten Landak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hewan dan tanaman. Berdasarkan penelitian para ahli, sebagian besar makhluk hidup di bumi ini sangat membutuhkan air bahkan sebagian besar tersusun oleh unsur air.
Air sendiri mengandung energi potensial, dalam arti bila dikelola secara khusus maka bisa terlihat fungsinya bagi suatu sistem. Salah satu bentuk air yang mempunyai energi potensial yaitu air terjun. Tanpa pengelolaan, air terjun dipandang mempunyai energi hanya untuk mengikis tanah atau batuan yang dilintasinya dan membuat gejolak air di bawahnya. Untuk hal seperti ini, energi potensial air terjun dianggap hanya mengikuti hukum alam tanpa pengelolaan energi oleh manusia yang lebih bermanfaat. Pengelolaan energi merupakan kegiatan mengatur dan menghasilkan energi melalui suatu metode dan untuk kepentingan tertentu.
Akan tetapi, bila energi air terjun tersebut dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang terhubung ke generator pembangkit tenaga listrik, maka akan lebih terlihat bentuk dari pengelolaan energi. Suatu pembangkit arus listrik yang menggunakan energi potensial air dalam menggerakkan unit pengubah energi listrik dinamakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Penelitian tentang PLTA telah lama diterapkan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan energi listrik dan dari penelitian, terbukti bahwa PLTA merupakan alternatif sumber tenaga listrik yang banyak membantu masyarakat yang bermukim di dekat lokasi air terjun dan tidak terjangkau oleh jaringan listrik manapun.
Hingga saat ini, masih banyak bagian wilayah Kabupaten Landak yang belum bisa menikmati jaringan listrik negara. Padahal meningkatnya kebutuhan energi listrik telah mulai mengarah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Ada juga beberapa wilayah yang telah dimasuki oleh perusahaan swasta, baik swasta domestik dan swasta asing yang mendapat bantuan jaringan listrik dari perusahaan yang bersangkutan. Layanan ini biasanya sebagai kontribusi yang dipenuhi perusahaan berdasarkan perjanjian dengan masyarakat setempat.
Untuk masyarakat di wilayah yang belum dimasuki oleh jaringan listrik negara maupun jaringan listrik swasta, tiada pilihan lain. Bagi yang membutuhkan energi listrik maka harus mengorbankan sejumlah dana pribadi untuk biaya pengadaan dan biaya operasional generator set (genset). Padahal bila dibandingkan antara pendapatan per kapita masyarakat terhadap harga nominal genset tersebut, kesannya seolah memaksa kemampuan masyarakat yang membelinya. Belum lagi harga bahan bakar yang harganya melonjak di lokasi tersebut akibat kelangkaannya.
1.2. Identifikasi Penulisan
Identifikasi penulisan dalam membahas pengembangan potensi Air Terjun Banangar menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah sebagai berikut :

2.1 Bagaimana identifikasi krisis energi listrik yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Landak?
2.2 Bagaimana analisa pengembangan Air Terjun Banangar untuk PLTA bagi Kabupaten Landak ke depan?
2.3 Metode apa yang bisa ditempuh dalam mengelola Air Terjun Banangar untuk mengatasi krisis energi listrik tersebut?
2.4 Bagaimana keterkaitan antara potensi Air Terjun Banangar sebagai prasarana PLTA terhadap kegiatan infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Landak?

1.3. Tujuan Pembahasan
Dari permasalahan yang dibahas di atas, tujuan-tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1.3.1 Mengidentifikasi krisis energi listrik yang sedang dan akan terjadi di Kabupaten Landak.
1.3.2 Menguraikan analisa pengembangan Air Terjun Banangar untuk PLTA bagi Kabupaten Landak ke depan.
1.3.3 Menjelaskan metode apa yang bisa ditempuh dalam mengelola Air Terjun Banangar untuk mengatasi krisis energi listrik tersebut.
1.3.4 Menguraikan keterkaitan antara potensi Air Terjun Banangar sebagai prasarana PLTA terhadap kegiatan infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Landak.






BAB II
LANDASAN TEORI
Konstruksi utama PLTA, terdiri atas turbin, generator, transformator dan penyimpan arus listrik sementara yang berfungsi sebagai penyuplai energi listrik saat putaran kincir air tidak optimal. Prinsip kerjanya, turbin dikenakan energi potensial dari air terjun secara vertikal dan menghasilkan torsi yang menggerakkan poros utama (main shaft) yang dikopelkan ke generator. Generator sendiri terdiri atas kumparan primer yang dikelilingi oleh kumparan sekunder. Menggunakan prinsip kerja elektromagnet, maka terjadi induksi arus listrik pada kumparan sekunder dan terus mengalir ke unit transformator.

Di unit transformator ini terjadilah proses menaikkan tegangan listrik untuk memenuhi kebutuhan energi listrik ke wilayah yang akan dialiri. Untuk menstabilkan output arus listrik dari generator ke pemakai listrik, diperlukan sebuah Uninterruptible Power Supply (UPS) berkapasitas besar. Lebih baik lagi bila dihubungkan dengan unit transformator tersebar yang mampu meningkatkan arus listrik untuk wilayah yang jauh jangkauannya.






BAB III
KASUS DAN PEMECAHAN

Kecamatan Serimbu termasuk dalam kecamatan yang masih tertinggal dari segi infrastruktur, sarana dan prasarana umum, sarana dan prasarana pendidikan, perdagangan, perkebunan. Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya sumber energi listrik. Jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) memang sudah terdistribusi di ibukota kecamatan Serimbu yaitu Serimbu, tetapi belum bisa menjangkau wilayah yang lebih jauh lagi.
3.1 Identifikasi Masalah
Untuk memusatkan pembahasan, masalah-masalah dalam krisis energi listrik di kabupaten landak diidentifikasikan sebagai berikut :
3.1.1 Metode apa yang bisa ditempuh dalam mengelola Air Terjun Banangar untuk mengatasi krisis energi listrik tersebut?
3.1.2 Bagaimana keterkaitan antara potensi Air Terjun Banangar sebagai prasarana PLTA terhadap kegiatan infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Landak?

3.2 Penyebab Masalah
Berdasarkan masalah di atas, penyebab masalah secara garis besar adalah sebagai berikut :
3.2.1 Langkanya informasi tentang teknologi PLTA.
3.2.2 Belum diterapkannya infrastruktur dinas pekerjaan umum kabupaten landak yang menggunakan energi listrik secara optimal.

3.3 Landasan Teori
Berdasarkan kriteria yang dijelaskan dalam teori dasar, maka air terjun banangar memiliki potensi besar untuk didayagunakan pada metode PLTA. Air Terjun Banangar merupakan salah satu air terjun di Kabupaten Landak yang memiliki debit aliran air relatif stabil pada musim hujan dan kemarau.
Air terjun ini terletak di wilayah Kecamatan Serimbu, tepatnya sekitar 300 km dari kota Ngabang sebagai ibukota kabupaten, mempunyai ketinggian sekitar 65 meter dan lebar aliran sekitar 45 meter, bersumber dari mata air Gunung Niut, yaitu gunung tertinggi di Propinsi Kalimantan Barat dan terhubung langsung dengan Sungai Landak. Hingga saat ini, belum ada pengelolaan Air Terjun Banangar yang spesifik, apalagi yang bersifat dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Suatu Pembangkit Listrik Tenaga Air membutuhkan debit aliran air yang relatif stabil dan akan mengubah energi potensial yang diberikan oleh aliran air menjadi energi listrik yang bisa digunakan oleh masyarakat di sekitar lokasinya. Dengan mempertimbangkan topografi wilayah permukiman penduduk di sekitarnya, maka sebaiknya menggunakan transformator tersebar di wilayah perbukitan untuk mengurangi kerugian energi pada alur jaringan yang rumit.






3.4 Alternatif Pemecahan Masalah dan Kendala-Kendala Yang Ada
Pengembangan potensi air terjun banangar dalam mengatasi krisis energi listrik memang mempunyai prospek yang sangat baik. Alternatif yang bisa ditempuh untuk merealisasikannya adalah :
1. Mengumpulkan dan mempelajari informasi mengenai pengembangan PLTA, dan membentuk tim survey untuk mengamati potensi dan dampak selanjutnya bila Air Terjun Banangar didaya gunakan.
2. Mengajukan usulan terstruktur kepada pihak swasta yang berkepentingan terhadap wilayah tersebut, termasuk kepada Dinas Pertambangan Dan Energi untuk pengembangan air terjun ke arah Pembangkit Listrik Tenaga Air.

3.5 Solusi Terbaik
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah tadi, maka solusi yang utama dalam pemanfaatan Air Terjun Banangar adalah perlu diawali dengan usaha dari pimpinan masyarakat setempat untuk bisa menjelaskan kondisi krisis energi yang telah terjadi. Kemudian dari pihak yang berwenang terhadap territorial wilayah tersebut, seperti Pemerintah Daerah harus tanggap dalam menyikapi keluhan dari masyarakat yang mengalami krisis energi listrik tersebut.
Selain itu, bila ketersediaan energi listrik tidak diragukan lagi maka pengembangan infrastruktur yang diselenggarakan oleh dinas pekerjaan umum kabupaten landak pun mendapat kemudahan. PLTA akan sangat membantu dalam proses pembangunan infrastruktur dan dalam operasional beberapa infrastruktur. Salah satu infrastruktur Dinas Pekerjaan Umum yang bisa dikembangkan dan operasionalnya menggunakan energi listrik adalah Instalasi Pengolahan Air yang memberi kontribusi besar dalam memelihara kesehatan masyarakat.
3.6 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang “Potensi Air Terjun Banangar Dalam Menghadapi Krisis Energi Listrik Di Kabupaten Landak” dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan air terjun banangar untuk plta sangat baik untuk penghematan konsumsi bahan bakar minyak dan bisa menjadi pembelajaran khusus akan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan bagi masyarakat.

Tidak ada komentar: