Minggu, 01 Februari 2009

Perencanaan LAN

Dewasa ini, hampir semua organisasi menggunakan sistem komputerisasi untuk mengelola dan menjalankan aktivitasnya. Komputer sebagai alat bantu kerja telah memberikan kontribusi besar dalam merampingkan metode kerja tradisional yang dilakukan secara manual.
Sebagaimana suatu organisasi terdiri atas beberapa unit kerja, maka komputer yang digunakan juga lebih dari satu komputer. Akan tetapi pengoperasian dan output yang dihasilkan oleh komputer-komputer tersebut harus dipadukan untuk mencapai tujuan dari aktivitas yang diselenggarakan oleh organisasi tersebut.
Untuk mengintegrasikan komputer-komputer pada sistem informasi manajemen dari organisasi tersebut secara keseluruhan, maka diperlukan suatu jaringan yang akan mempermudah pertukaran informasi antar komputer sehingga memperlancar aktivitas-aktivitas organisasi
Dalam bahasan ini, akan diuraikan penjelasan dan perencanaan tentang jaringan LAN (Local Area Network) yang telah banyak diterapkan pada berbagai organisasi.

1. Pengertian LAN
LAN (Local Area Network) dapat definisikan sebagai jaringan yang menghubungkan dan memadukan sejumlah sistem komputer di area terbatas yang merupakan cakupan pelayanan informasi dari pemiliki LAN.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Penggunaan LAN memungkinkan seluruh sistem komputer yang terhubung pada jaringannya dapat bertukar data bahkan dapat mengoperasikan satu sistem secara terintegrasi.
LAN umumnya menggunakan hub dengan satu domain collision sebagai pusat hubungan sehingga akses antar port pada satu sistem komputer akan mempengaruhi sistem komputer lain yang terhubung pada LAN.

Gambar 1. Jaringan LAN Sederhana.
2. Perangkat-Perangkat LAN
Berikut ini akan diuraikan perangkat-perangkat utama dari suatu jaringan LAN.
2.1 Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.
Router dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan yang memiliki subnet berbeda. Router juga berfungsi sebagai pengatur lalu lintas jaringan memiliki tugas sangat vital dalam menentukan kondisi sebuah network. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan mem-filter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.
Router bekerja pada level network layer pada model jaringan OSI. Router memiliki kecerdasan yang lebih tinggi daripada bridge. Router dapat digunakan untuk menghubungkan sejumlah LAN sehingga trafik yang dibangkitkan oleh sebuah LAN terisolasikan dengan baik dari trafik dari LAN lain.
2.2. Kabel LAN
Ada beberapa jenis kabel LAN, yaitu :
a. Twisted Pair
Kabel Twisted Pair terdiri dari dua jenis, yaitu Shielded Twisted Pair (Sambungan Puntir Terbungkus) yang biasa disingkat STP dan Unshielded Twisted Pair (Sambungan Puntir Terbungkus) yang biasa disingkat UTP. Karakteristik yang dimiliki kabel ini adalah :
1. Sepasang kabel yang dipuntir dengan jumlah pasangannya dapat terdiri dari dua, empat atau lebih.
2. Kecepatan transfer data yang dapat dilayani sampai 10 Mbps.
3. Konektor yang biasa digunakan adalah RJ-11 atau RJ-45.
b. Coaksial
Kabel ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Paling populer untuk LAN.
2. Kecepatan transfer data yang dapat dilayani sampai 10 Mbps.
3. Coaxial sering digunakan untuk kabel TV, ARCnet, Thick Ethernet dan Thin Ethernet.
4. Thick Coaxial / 10Base5 / RG-8 sering digunakan untuk backbone untuk instalasi jaringan antar gedung. Kabel ini secara fisik berat dan tidak fleksibel, namun mampu menjangkau jarak 500 m bahkan lebih.
5. Thin Coaxial / 10Base2 / RG-58 / Cheapernet sering digunakan untuk jaringan antar workstation. Kabel ini secara fisik lebih mudah ditangani daripada RG-8 karena lebih fleksibel dan ringan.
c. Fiber Optic
Karakteristik kabel ini adalah :
1. Memerlukan biaya yang relative mahal untuk pengadaannya.
2. Kecepatan transfer data yang dapat dilayani sampai 155 Mbps.
3. Tidak dapat ditap ditengah.

3. Topologi Jaringan LAN
3.1. Ethernet
Untuk menghindari tabrakan antar data di jaringan, node akan melihat apakah jaringan tidak mengirimkan paket data sebelum node itu mengirimkan paket data. Jika node melihat jaringan tidak mengirimkan paket data, maka node akan mengirimkan paket data. Jika ada paket data yang dipancarkan pada saat node juga sedang mengirimkan paket data, maka akan terjadi collision. Bila terjadi collision, maka node dan jaringan akan sama-sama berhenti mengirimkan paket data. Setelah berhenti, node dan jaringan akan menunggu dengan waktu yang random untuk mengirimkan paket data. Paket data yang mengalami collision akan dikirimkan kembali saat ada kesempatan. Cara kerja ini dinamakan metoda CSMA/CD (Carrier Sence Multiple Access / Collison Detection). Kecepatan kerjanya mencapai 10 Mbps. Implementasi dilakukan dalam berbagai media kabel, yaitu :
1. 10BaseT : menggunakan kabel UTP, 10 Mbps.
2. 10Base5 : menggunakan thick coax, 10 Mbps.
3. 10Base2 : menggunakan thin coax, 10 Mbps.
3.2. Token Ring
Dalam jaringan token ring, sebuah token bebas mengalir dalam jaringan itu. Jika suatu node ingin mengirimkan paket data, maka paket data yang akan dikirimkan ditempelkan pada token, kemudian token itu membawa paket data ke tujuan. Pada waktu token berisi data, node lain tidak dapat menggunakan token itu sampai token itu menyelesaikan tugasnya mengirimkan data. Bila paket data telah disampaikan ke tujuan, node pengguna tadi melepaskan token untuk dipakai oleh node yang lain. Cara kerja ini dinamakan token passing scheme. Kecepatan kerjanya mencapai 4 Mbps sampai dengan 16 Mbps.
3.3. ARCnet
Prinsip kerjanya menggunakan Token Passing Scheme dan broadcast. Kecepatannya mulai dari 2.5 Mbps sampai dengan 20 Mbps. Implementasinya menggunakan kabel coaxial RG-62. Topologi fisik yang biasa dipakai adalah Star. Jarang digunakan untuk internetworking UNIX/DOS, karena tidak dapat bekerja dalam satu bus.
3.4. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)
Implementasinya menggunakan kabel fiber optik. Bekerja berdasarkan dua ring / cincin concentris, dengan kecepatan masing-masing 100 Mbps. Salah satu ring dapat berfingsi sebagai back-up bila salah satu ring atau node putus. Tidak kompatibel dengan ethernet, namun ethernet dapat dienkapsulasi dalam paket FDDI.
4. Instalasi Kabel LAN
4.1. Instalasi Kabel Ethernet
a. Instalasi Kabel Thin Ethernet
Satu segmen terdiri dari kabel coaxial RG-58 dan sepasang konektor BNC. Untuk menghubungkan sebuah node, digunakan konektor T BNC. Satu segmen harus diakhiri dengan terminator BNC pada kedua ujungnya. Panjang minimum 18 inchi.

Gambar 2. Instalasi Kabel Ethernet.
b. Instalasi Kabel Thick Ethernet
Satu segmen terdiri dari kabel coaxial RG-8 dan sepasang konektor BNC. Untuk menghubungkan sebuah node, digunakan sebuah transceiver yang dihubungkan dengan drop cable dengan konektor DB-15 ke node. Satu segmen harus diakhiri dengan terminator BNC pada kedua ujungnya.

c. Instalasi Kabel Star Ethernet
Satu segmen terdiri dari kabel UTP dan sepasang konektor RJ-45. Tidak ada persilangan antar kaki-kaki konektor. Membutuhkan hub atau concentrator sebagai pusat perkabelan dan meneruskan paket-paket ethernet ke tujuan yang benar.
5. Instalasi Jaringan
Dalam instalasi LAN perlu diperhatikan lokasi wilayah pelayanannya, yang mencakup :
4.1. Instalasi Antar Gedung atau Jaringan Backbone
Kabel yang digunakan adalah fiber optic atau thick coax. Komputer dihubungkan ke kabel backbone oleh sebuah transceiver dan sebuah drop cable.
4.2. Instalasi Dalam Gedung
Kabel yang digunakan adalah thin coax atau UTP. Jarak maksimum satu segmen kabel thin coax adalah 180 m dan 100 node per segmen. Kabel UTP menggunakan topologi Star, implementasinya komputer-komputer menghubungkan dirinya masing-masing ke hub atau concentrator.
6. Instalasi Komputer Ke Jaringan Ethernet
Untuk menghubungkan sebuah komputer ke jaringan ethernet, kita harus menggunakan Network Interface Card (NIC) Ethernet yang cocok digunakan untuk thin coax, thick coax dan UTP.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonfigurasi card adalah :
1. I/O address. Angka yang paling sering digunakan adalah : 280, 300, 320.
2. IRQ level. Angka yang paling sering digunakan adalah : 3, 5, 9, 10.
3. Shared memory base address.
4. Direct Memory Access (DMA) channel.
5. Output Port. Kita harus memilih output port yang sesuai, apakah BNC, AUI atau UTP.
Dari kelima hal ini, yang harus anda betul-betul perhatikan adalah I/O address dan IRQ level. Anda harus menggunakan angka yang belum dipakai oleh peralatan lain di komputer anda.
7. Elemen-Elemen Internetworking
Internetworking biasanya dibangun menggunakan tiga elemen :
1. Hubungan data LAN. Biasanya terbatas dalam satu bangunan atau kampus dan beroperasi menggunakan sistem pengkabelan privete.
2. Hubungan data WAN. Biasanya menggunakan saluran telekomunikasi data public, seperti X.25, ATM, ISDN, Frame Relay.
3. Device penghubung jaringan. Device ini biasanya dibagi atas beberapa kategori, yaitu repeater, bridge, router, switch dan converter.
8. Penempatan Server
Penempatan server yang dimaksudkan disini mengacu pada mesin-mesin yang mempunyai tugas memberikan informasi pada client dalam suatu internetwork. Server-server tersebut digunkan untuk memberikan informasi kepada internetwork, misalnya DNS server, dan untuk memberikan informasi secara umum, seperti FTP dan WWW server. Server-server ini mempunyai kecenderungan trafik yang tinggi dibandingkan dengan workstation.
Penempatan server yang baik dalam internetwork mampu mendistribusikan beban trafik di jaringan. Ini terjadi karena sifat beban trafik antar server berbeda-beda. Server seperti DNS server sering diakses, tetapi ia hanya memberikan informasi yang kecil, sedangkan FTP dan WWW server tidak terlalu sering diakses, namun informasi yang ia berikan jauh lebih besar daripada DNS. Yang biasanya dilakukan pada DNS server adalah mendistribusikan informasi pada dua atau tiga server dalam internetwork yang besar.
9. Penanganan Protokol Jaringan Yang Berbeda
Internetwork yang ada biasanya tidak hanya menangani satu protokol jaringan. Contohnya adalah internetwork yang terdiri dari protokol TCP/IP dan IPX/SPX. Pada internetwork yang menggunakan router (TCP/IP) , elemen internetwork dengan protokol yang berbeda tersebut hanya mampu berkomunikasi sebatas sampai router saja. Agar elemen ini mampu berkomunikasi dengan elemen lainnya yang terpisah dari router, digunakan metode tunneling. Dengan metode tunneling, elemen-elemen internetwork tersebut mampu berkomunikasi dengan protokolnya diatas protokol TCP/IP.

Tidak ada komentar: